KARTINI DAN KERETA API

peragawati sedang berlenggak-lenggok

Sabtu pagi (9/4) ada sesuatu yang berbeda di Stasiun Tanjung Priok dibanding hari biasaya,lantaran pagi itu sekumpulan wanita cantik dan sedikit pria  menyaksikan kegiatan fashion show busana batik nasional.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari peringatan hari Kartini tahun 2011 dalam bentuk  kegiatan bersejarah  dengan memilih kereta api dan stasiun tanjung priok sebagai tempat acaranya.

“Kereta api memiliki makna yang begitu mendalam bagi Kartini, karena di kereta api terjadi pertukaran pemikiran dengan Abendanon Madri, Direktur Urusan Pengajaran. Lewat diskusi itu, Kartini melahirkan konsep pembangunan masyarakat yang dikenal dengan nama Nota Kartini,” kata Krisnina Maharani atau yang akrab dipanggil Nina Akbar Tandjung, Ketua Umum Yayasan Wama-Warni Indonesia (WWI), penggagas kegiatan “Kartini dan Kereta Api” yang terbilang cukup unik itu.

Rute perjalanan hari itu dimulai dari Stasiun Gambir menuju Stasiun Tanjung Priok PP Tujuan acara ini, bukan saja untuk memahami pemikiran Kartini, tapi sekaligus mengenalkan warisan budaya kereta api yang di masa itu merupakan simbol modernisme. Pemilihan Stasiun Tanjung Priok, bukan tanpa maksud. Stasiun peninggalan masa kolonial yang baru selesai direnovasi tahun 2009, itu merupakan stasiun yang memberangkatkan kereta api listrik pertama di Asia.

Nina menuturkan, ide peringatan Kartini sebenarnya baru terbersit 3 bulan lalu, usai membaca artikel tentang stasiun Tanjung Priok yang telah direnovasi dan masuk cagar budaya. Setelah dirunut bulannya pun bertepatan dengan April, bulan kelahiran RA Kartini.

Ibu Purnomo Radiq bersama undangan

Respons terhadap acara ini luar biasa. Hanya dalam hitungan hari, tiket terjual habis. Ratusan perempuan dan segelintir peserta pria pada hari Sabtu pagi itu berkumpul di Stasiun Gambir mengenakan busana bernuansa putih. Cukup banyak figur publik yang hadir, di antaranya Mooryati Soedibyo, Titiek Soeharto, Rae Sita Supit, Astari Rasjid, Sendy Yusuf, Harry Darsono, dan banyak lagi. Termasuk Ibu Ignasius Jonan dan EVP 1 Jakarta Purnomo Radiq beserta ibu hadir pada acara tersebut.

“Saat itu langsung terpikir untuk mengaitkan Kartini dengan kereta api. Setelah informasi ini disampaikan ke teman-teman, kok ya mendapat respon yang baik. Dalam satu bulan saja langsung terkumpul 300 nama,” ujar istri dari politikus Akbar Tandjung.

Nina menambahkan, melalui kegiatan “Kartini dan Kereta Api” pihaknya ingin mengingatkan masyarakat akan buah pemikiran Kartini untuk kemajuan bangsa, sekaligus mengenalkan budaya dan tempat-tempat bersejarah.

“Jadi bukan sekadar tamasya naik kereta, bicara yang indah-indah. Lewat kereta kita juga bisa melihat realita masyarakat lewat rumah-rumah kardus yang ada di sepanjang rel. Tadi kami sampaikan apa yang bisa kita lakukan untuk mereka, yang pada akhirnya kemajuan bangsa,” ucap perempuan yang terlihat anggun dengan kebaya modem warna ungu itu.

Hal senada dikemukakan pendiri perusahaan kosmetik nasional, Mooryati Soedibyo. Ia senang dengan kegiatan semacam ini karena ada nostalgia masa lalu. “Sudah lama sekali saya tidak naik kereta. Jadi seperti bernostalgia,” ujar Mooryati yang tetap sehat di usianya yang di atas 80 tahun.

Disinggung soal masyarakat miskin yang ada disepanjang rel kereta api, Mooryati mengatakan, hal itu tidak bisa diatasi sendirian. Karena hal itu menyangkut pendidikan, budaya dan ekonomi.

Sesampai di stasiun Tanjung Priok – Jakarta Utara, para undangan disambut dengan petasan Renceng. Selain peragaan busana koleksi Danar Hadi, juga diselengarakan acara makan siang dengan tatanan perangkat makan berhias gambar tokoh Kartini dari Kedaung Group, musik keroncong, dan bazar di area Stasiun Kereta Api Tanjung Priok.

peragaan busana di KRL

Perjalanan kereta wisata “Kartini dan Kereta Api” itu ditutup dengan pagelaran busana oleh para model yang memperagakan busana koleksi Agus Susastro di dalam rangkaian gerbong KRL komuter dari Stasiun Tanjung Priok menuju Stasiun Gambir yang disambut sangat antusias dengan tepuk tangan sepanjang 6 gerbong kereta KRL tersebut@ yos

Tinggalkan komentar