44 TAHUN KA BIMA

PT RESKA area 1 Jakarta mengadakan perayaan sederhana memperingati hari kelahiran KA Bima ke- 44 tahun yang ditandai dengan pemotongan tumpeng saat KA Bima akan menuju stasiun Gambir dari Stasiun Manggarai, Rabu (1/6).

Kondektur KA Bima memberikan Souvenir kepada penumpang saat peringatan 44 tahun KA Bima, Rabu ( 1 /6)

Pemotongan tumpeng dilakukan oleh kru KA yang berdinas pada hari itu dan menyerahkannya pada perwakilan pegawai yang ada di kereta makan tersebut. Sebelum pemotongan tumpeng, dilakukan doa bersama untuk keselamatan perjalanan KA Bima dan kelangsungan KA Bima agar tetap melayani penumpangnya.

 

Menurut Eddy Suryana Junior Manager Pelayanan PT Reska Area 1, peringatan sederhana hari jadi KA Bima dimaksudkan untuk mengenang kembali kejayaan KA Bima disaat kelahirannya. Diharapkan dengan peringatan ini akan menumbuhkan semangat yang baik bagi kru KA Bima untuk membangkitkan kembali pamor kejayaan  KA Bima.

“Kami berharap kita semua bisa mengambil semangat positif dari perayaan hari ini, tentunya  untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan KA Bima” ujar Eddy pada Kontak.

Selain acara pemontongan tumpeng, penumpang yang naik KA Bima pada hari itu mendapat  souvenir cantik.  Setiap kereta ada dua orang yang mendapat souvenir dari PT Reska sebagai ucapan terima kasih karena tetap menggunakan kereta api sebagai moda transportasinya khususnya di KA Bima.

Kereta Api Bima adalah kereta api ekspress malam eksekutif ber-AC yang melayani rute Jakarta (Gambir) hingga Surabaya (Gubeng), melalui Cirebon, Purwokerto, Yogyakarta, Solo dan Madiun.

Kereta api Bima ini sendiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Juni 1967, dan terdiri dari 2 rangkaian, yaitu Bima I dan Bima II. Mereka menggunakan gerbong tidur berwarna biru buatan Gorlitz Waggenbau, Jerman Timur, tahun 1967.

Kereta api ini awalnya merupakan sebuah kereta api tidur, dan merupakan salah satu KA ber-AC pertama yang operasional di Indonesia. KA ini adalah kereta api pertama yang diperlengkapi dengan gerbong pembangkit. Namun pada tahun 1984, kereta api ini berganti menjadi kereta api eksekutif, dengan mengganti rangkaian gerbong tidur dengan gerbong tempat duduk. Walaupun begitu di tiap rangkaiannya masih ada dua kereta tidur kelas 2 yang beroperasi hingga tahun 1990, sebelum diganti gerbong tidur kuset.

Kereta api Bima menjadi kereta api eksekutif penuh di tahun 1995, sewaktu gerbong kusetnya dihapus. Hingga kini kereta api Bima masih beroperasi dengan konfigurasi ini.

“Kami berharap penumpang kereta api  khususnya pada KA Bima merasa puas dengan layanan kami selama dalam perjalanan” harap Eddy diakhir perbincangan dengan Kontak.  @ yos

Tinggalkan komentar